Anak Juliana sedang membersihkan kulit sapi yang akan dijadikan bahan makanan seperti kikil - Foto: M.Sikumbang (27/4) |
Pelita8, Lhokseumawe- Sejumlah industri
rumah tangga di Kota Lhokseumawe kerap menjadi kendala bagi para pelaku usaha
tersebut. Kekurangan tersebut dialami Juliana, 36 tahun, yang kini tinggal di
gubuk reotnya dibekas gedung Cunda Plaza, Lhokseumawe.
Juliana kerap memanfaatkan kulit sapi
menjadi kikil yang hingga kini sangat diminati sejumlah masyarakat.
“Saya sudah puluhan tahun menekuni usaha
ini. Kulit sapi dari pedagang daging langganannya di Pasar Inpres Kota
Lhoksemawe, seharga Rp 13.000 ribu, per kilogram,” kata Juliana kepada
pelita8.com, Rabu (27/4/16).
Juliana menjelaskan setelah kulit sapi
itu diolah mulai dari membersihkan sisa daging dan lemak yang masih melekat
pada kulit. Setelah dibersihkanm, kemudian dipanggang dan seterusnya
membersihkan bulu yang menyisa dari kulit hingga sampai bersih. Usai tahapan
tersebut, dilanjutkan dengan merebus kulit sapi hingga 60 menit dan setelah itu
kulit sapi tersebut dijemur hingga kering, dan berbau lagi.
“Usai semua tahapan tersebut, saya
kembali menjual ke pasar dengan harga Rp 30.000 ribu, per kilogramnya,”
sebut Juliana
Menutut Juliana, ibu beranak lima itu
dirinya sudah puluhan tahun mengerjakan hal tersebut namun sayangnya, fasilitas
untuk mengerjakan usaha tersebut masih sangat terbatas, hal ini terjadi
lantaran kurangnya dukungan Pemerintah Kota Lhokseumawe. Juliana, mengaku
dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Lhokseumawe untuk
mengembangkan usahanya.
“Untuk sehari saja, saya harus
mengeluarkan uang Rp 50.000 ribu, sebagai biaya anak-anak ke sekolah. Sementara
itu, John Kenedi, suaminya itu sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh bongkar
muat barang di pasar Cunda,” sebut Juliana.
Tidak ada komentar: