ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5




Pelita8, Semarang - Muhammad Iqbal Fauzi, salah satu siswa berprestasi di SMA N 3 Semarang ini berusaha tegar setelah mengetahui tidak lolos SNMPTN di Undip Semarang, namun ketika tahu satu angkatannya ternyata tidak ada yang lolos SNMPTN, ia pun menangis.

"Orang tua saya berusaha tidak menangis. Saya pertama tegar, saat saya tidak lolos, tetapi saat tahu 1 angkatan tidak lolos, saya nangis di depan guru," kata Iqbal kepada detikcom, Rabu (11/5/2016).

Iqbal merupakan satu dari 380 siswa IPA reguler SMA N 3 Semarang yang mengalami "musibah" massal itu. Selama tiga tahun ia menjalani sekolah dengan sistem kredit semester (SKS), prestasi pun ditorehkan. Ia dan temannya Aristio Kevin Ardyaneira Pratama pernah menciptakan rompi antipeluru dari sabut kelapa dan menyabet beberapa juara salah satunya di 2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014 di Jakarta dan memperoleh medali perak.

Tidak hanya Iqbal, siswa SMA N 3 Semarang yang menjadi korban musibah tersebut banyak yang sudah membuat prestasi di ajang Internasional dan Nasional. Iqbal mengungkapkan sedihnya dia ketika teman seperjuangannya semua tidak lolos SNMPTN karena faktor yang masih dicari tahu itu.

"Kasihan teman-teman yang berjuang demi merah putih tetapi hasilnya seperti ini. Teman saya yang sudah dapat piagam rekomendasi dari LIPI piagam internasional, rapor 90, UN 90, enggak lolos," ujarnya.

Para siswa yang menjalankan SKS di SMA N 3 Semarang sebenarnya sudah melakukan himpun data secara mandiri. Mereka berinisiatif menghimpun data sejak bulan Maret dan merasakan kejanggalan karena mereka membagi dua menu yaitu menu pertama untuk yang tidak lolos ternyata hasilnya ada 95%. Memang hasil tersebut merupakan hasil perhitungan manual, namun kekhawatiran muncul dari para murid dan sudah disampaikan ke pihak sekolahan.

"Kami juga menghitung ulang jika dibandingkan dengan sekolah lain. Sekolahan lain dengan sistem reguler atau tanpa SKS memiliki jumlah nilai yang terinput 70-80, sedangkan SMA 3 untuk sistem SKS, IPA 58 untuk menu 1 dan 59 untuk menu 2," terang Iqbal.

"Kita sebenarnya sudah melakukan warning ke sekolah. Tapi mau dikata apalagi, sudah terjadi," tandasnya siswa yang mendaftar di Fakultas Kedokteran Undip Semarang itu.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 380 siswa kelas IPA reguler SMA N 3 Semarang tidak ada yang lolos SNMPTN termasuk para siswa berprestasi. Kejanggalan dirasakan karena sekolah lain yang menerapkan SKS tidak bermasalah dan bahkan kelas di SMA N 3 Semarang yang tidak menggunakan SKS juga berjalan normal dan ada yang diterima SNMPTN.

Orang tua siswa mengajukan protes dan mendesak pihak sekolahan mencari tahu penyebabnya. Selain itu Dinas Pendidikan Kota Semarang juga ikut mendampingi SMA N 3 Semarang untuk meminta penjelasan juga dari penyelenggara SNMPTN.

Sumber : Detik.com

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top